Momen Ramadan yang Tak Terlupakan: Memori Kebersamaan
Momen Ramadan yang Tak Terlupakan: Memori Kebersamaan
“Mbak, nanti beli sempol yuk!”
“Kalau mau beli es buah di mana ya?”
“Ini es dawetnya juara ini. Uenak!”
“Aku kalau di Cibitung tuh gak pakai helm tau,”
“Biasanya kalau sendiri aku gak habis segini,” katanya
sembari menyendok soto Pak Rus.
Rentetan dialog-dialog dari beberapa mulut itu tiba-tiba
saja terngiang. Rasanya baru kemarin kita melalui akhir Ramadan bersama. Berburu
takjil, ngabuburit, ngecengin calon salah satu saudara, bukber, menertawakan
satu sama lain (bukan menghina), dan banyak momen seru lainnya. Kini kita
kembali melalui akhir Ramadan. Bedanya, kita melaluinya di tempat
masing-masing. Seperti yang kuceritakan di tulisan berikutnya, tak ada mudik
lebaran 2024. Bukan hanya mudikku, tapi juga mudikmu, mudik kalian.
Selain ibadah dan suasana syahdu di bulan Ramadan, ada momen
lain yang juga tak terlupakan, yaitu kebersamaan. Tahun lalu saudara-saudara
berdatangan dari kota mereka. Mudik. Rumah peninggalan simbah adalah rumah
tempat berkumpul jika suatu hari mudik. Rumah simbah berada tak jauh dari
rumahku. Semenjak simbah berpulang, mudik dan kumpul keluarga besar adalah hal
yang langka. Saat semua bisa berkumpul, hal itu menjadi hal yang terasa mewah.
Sebagian saudara sudah tiba di sini saat akhir Ramadan. Jadi,
kita sempat menghabiskan akhir-akhir Ramadan bersama sebelum bertemu dengan
lebaran. Kebersamaan menghabiskan akhir Ramadan ini lah yang menjadi momen
Ramadan yang tak terlupakan.
Aku masih ingat saat kalian begitu antusias dengan es dawet
ireng yang hanya bisa kalian jumpai di sini. Ternyata es dawet mudah akrab di
lidah kalian, enak katanya. Sore berikutnya saat kalian ingin membelinya lagi,
katanya sudah tidak kebagian. Akhirnya pada sore lusa kalian kembali mengajakku
untuk membeli dawet lebih awal biar tidak kehabisan, hahaha.
“Pokoknya kalau kalian mau cari apa dan pingin ke mana di
sini kabari aku aja!” kataku dengan over pede.
Aku hanya ingin kalian punya kenangan baik di sini. Mencari jajanan
yang hanya bisa kalian jumpai di sini misalnya. Sebenarnya ingin kumengajak
kalian pergi ke tempat-tempat wisata di sini. Meski tepat wisata di sini
mungkin tak sebanyak dan tak se-waw di tempat kalian, yang peting kan kebersamaannya.
Akan tetapi, waktunya terlalu singkat. Saat siang kita tidak akan sempat untuk
bertamasya. Setelah lebaran, kalian pasti akan segera berkemas untuk pulang
atau melanjutkan mudik ke tempat saudara yang lain.
Namun setidaknya berburu kuliner dan sekedar mengobrol-ngorol
ringan cukup jadi quality time di antara kita (hoam, ngoong apa sih?).
Tak terasa momen-momen itu sudah setahun berlalu. Aku maklum,
mudik bukan perkara mudah. Kita tidak selalu bisa mudik tiap tahun. Apalagi simbah
sebagai pusat berkumpul bersama sudah berpulang. Meski demikian, kebersamaan
ini semoga masih terus tetap terjalin meski tanpa simbah di sisi kita. Aku tak
tahu apakah tahun ini salah satu dari kalian akan ada yang mudik atau tidak.
Jika suatu saat kita bertemu lagi, semoga kita bisa lebih
banyak menciptakan momen-momen seru, indah, dan tak terlupakan. Baik-baik di
sana gaes.
miss u ges |
***
Masing-masing dari kita pasti punya momen tak terlupakan. Apakah
kamu juga punya momen tak terlupakan selama Ramadan? Kutunggu ceritamu juga.
***
Tulisan ini diikutkan
dalam BPN Ramadan Challenge 2024 dari Blogger Perempuan Network (BPN). Info lebih
lengkap tentang tantangan ini bisa dilihat di akun media sosial atau situs web
Blogger Perempuan.
Gambar sampul: Jcomp via Freepik
Posting Komentar untuk "Momen Ramadan yang Tak Terlupakan: Memori Kebersamaan"